Selasa, 22 Mei 2012

CARA MEMBUAT E-MAIL


Cara membuat Email di yahoo.co.id

Hari gini !!! belom punya e-mail !!!! .... hahahahahaaa.....

Buat kalian yang belom punya e-mail, jangan bersedih hati, di bawah ini ada cara yang paling mudah membuat e-mail di yahoo.co.id...... ikuti aja langkah-langkah berikut....
  • Ketikkan alamatnya di bagian Address www.yahoo.co.id kemudian tekan enter
  • Kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini
  • Klik Daftar (klik yang telah saya beri tanda panah)


  • Kemudian akan tampil seperti gambar di bawah ini, kemudian isikan identitasmu !
  • Ketikkan nama depanmu, nama belakangmu
  • Pilih jenis kelamin (laki-laki atau perempuan)
  • Ketikkan ID mu sebagai calon nama alamat e-mail
  • Ketikkan sandi (password) minimal 6 huruf misalnya : joko123
  • Ketikkan sandi (password) lagi minimal 6 huruf, dan sandinya harus sama persis dengan yang diatasnya sehingga menjadi sandinya di tulis lagi : joko123
  • Pilih daftar pertanyaan, kemudian jawabannya
  • Pilih tanggal, bulan,dan tahun berapa kamu lahir
  • Isikan kode pos alamat rumahmu
  • Pilih Negara
  • Isikan alamat e-mail alternative, isikan sembarang saja misalnya joko@plasa.com


  • Ketikkan kode verifikasi pendaftaran sesuai dengan apa yang ditampilkan di bawahnya,baik huruf besar kecilnya harus sama persis. Untuk di gambar di bawah ini kode verifikasinya adalah 4KMzyH. Tiap-tiap e-mail mempunyai kode yang berbeda-beda.
  • Klik Saya setuju
  • Maka akan tampilan Pendaftaran Selesai
  • Klik Lanjutkan ke Surat Yahoo!
  • Klik Tidak,Terima kasih……….

CONTOH LAPORAN P2K


LAPORAN

PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)
SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

OLEH
NAMA : masnur jaya
NIM      : 10 535 2098 06



JURUSAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2010


LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar di Makassar tahun ajaran 2010 dinyatakan diterima dan disahkan.
            Yang melaksanakan kegiatan ini adalah:
            Nama                           : Masnur Jaya
            Nim                             : 10 535 2098 06
            Jurusan                        : Bahasa Inggris
            Program Study            : Strata 1
            Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
                                                                                                            Makassar,  Juni 2010

Disahkan Oleh,
Dosen Pembimbing                                                                             Guru Pembimbing

Muhammad Thahir S.Pd                                                         Asri ivo Satria Twinggadewi,S.Pd.

Mengetahui,
Kepala Sekolah

          Drs.H. Mahung Sangadji
NBM: 593 302




LEMBAR PENILAIAN
Berdasarkan Pengamatan dan laporan program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar
            Nama                           : Masnur Jaya
            Nim                             : 10 535 2098 06
            Jurusan                        : Bahasa Inggris
            Program Study            : Strata 1
            Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Maka guru dan dosen pembimbing memberikan nilai A/B/C/D/E*(……………) pada kegiatan ini.


                                                                                                            Makassar, Juni 2010

Dosen Pembimbing                                                                             Guru Pembimbing

Muhammad Tahir S.Pd                                                           Asri ivo Satria Twinggadewi,S.Pd.                                                               







KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahi rabbil ‘alamin puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segenap kekuatan dan kesempatan, sehingga laporan pelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
            Laporan Penelitian Tindakan kelas ini disusun berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang dimulai sejak April 2010. Penulisan laporan ini merupakan rangkaian kegiatan akhir dan menjadi salah satu syarat dari Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K). Kegiatan ini menjadi suatu pengalaman yang sangat berharga bagi penulis sehingga penulisan laporan ini diharapkan bisa menjadi bahan refleksi dan referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa lain ataupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
            Kami menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini tidak lepas dari kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan penulis sehingga diharapkan masukan dari pembaca, khususnya pembimbing yang sifatnya konstruktif  dalam rangka penyempurnaan laporan ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat untuk mengembangkan pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Menegah Atas.

Makassar,   Juni  2010
Penulis

 
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dan bertukar informasi didunia. Pemerintah Indonesia telah menjadikan bahasa inggris sebagai mata pelajaran penting untuk dipelajari mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat universitas. Karena statusnya yang masih sebagai bahasa asing, bahasa inggris dianggap susah bagi sebagian besar siswa sehingga siswa kehilangan minat untuk belajar bahasa Inggris. Hal ini menuntut guru untuk menemukan strategi belajar yang menarik sehingga tercipta kondisi belajar yang menyenangkan.
Namun kenyataannya tujuan belajar yang ingin dicapai sangatlah sulit, termasuk di tempat peneliti bertugas. Minat dan keinginan siswa untuk belajar bahasa Inggris sangat kurang sehingga kemampuan dan prestasi bahasa Inggris siswa rendah/terbatas.
Pengajaran bahasa Inggris meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca, menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: kosa kata, tata bahasa dan pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari keempat keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan menulis(writing) ternyata kurang dapat berjalan sebagai mana mestinya.
Menulis merupakan keterampilan yang dilakukan oleh manusia untuk menyampaikan ide ataupun pikiran dalam bentuk tertulis meskipun ide atau pikiran tersebut juga dapat disampaikan secara lisan. Kadang kita tidak dapat mengungkapkan gagasan atau ide kita secara lisan tapi kita dapat mengungkapkannya melalui tulisan. West (1973:2) menyatakan salah satu alasan menulis adalah untuk menyamapaikan ide kepada orang lain khususnya kepada orang yang terpisah jarak dan waktu. Keterampilan menulis dapat dikembangkan dalam menulis secara kolaborasi ataupun kelompok. Pincars (1987:7) menyatakan menulis adalah instrument antara komunikasi dan ekspresi diri. Kita ingin menulis karena kita ingin mengungkapkan perasaan, ide, pikiran dan dibaca oleh orang lain sehingga komunikasi antara penulis dan pembaca terjadi dalam bentuk tulisan. Secara umum, siswa mengalami kesulitan untuk memulai menulis, mengembangkan ide dan menyusun kosa kata menjadi sebuah kalimat yang benar.
Dalam kaitan dengan inilah peneliti melakukan penelitian tentang cara meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui penggunaan metode collaborative writing. Diharapkan dengan metode ini siswa lebih kreatif dalam menyusun sebuah tulisan serta meningkatkan kepercayaan diri siswa karena mereka bekerja dalam bentuk kelompok. Siswa bisa bekerjasama atau sharing satu sama lain sehingga mereka dapat menghasilkan tulisan yang baik.

A.    Profil Proses Pembelajaran di Kelas
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA Muhammadiyah 7 Makassar seperti di SMA lainnya di Indonesia khususnya di Makassar sendiri telah berlangsung sesuai dengan Kurikulum Bahasa Inggris yang berlaku.  Proses pembelajarannya pun berlangsung normal dalam arti mengikuti beberapa tahap yang dipersyaratkan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian pembelajaran.
Pada tahap perencanaan, guru melakukan beberapa hal utama, yaitu Berbicara dan mengkaji setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, membuat syllabus, dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Ada hal yang tidak kurang pentingnya dilakukan ialah mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
Pada tahap pelaksanaan, sesuai dengan RPP seorang guru melaksanakan sekurang-kurangnya tiga kegiatan penting: 1) kegiatan awal, 2). Kegiatan Inti dan 3). Kegiatan Akhir.
Selanjutnya pada tahap ke-3 yaitu pada tahap penilaian pembelajaran, guru memberikan evaluasi sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah diajarkan pada proses pembelajaran.
Seorang guru yang benar paham tentang pentingnya tahap pembelajaran ini, akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan akan mendapatkan hasil yang baik pula. Karena seorang guru yang professional akan menerapkan metode yang sesuai dengan materi dan kondisi pembelajar sehingga hasil yang dicapai akan bagus.
. Kami sebagai tim peneliti (Rostinah dan Mantawati),(Ayu Nasrah Wandira dan Masnur Jaya) dari mahasiswa jurusan bahasa Inggris fakultas keguruan dan ilmu pendididikan Universitas Muhammadiyah Makassar mengikuti program P2K disekolah ini untuk melakukan penelitian tersebut.berhubungan dengan hal ini, peneliti melakukan observasi di salah satu kelas yang ada di SMA Muhammadiyah 7  Makassar khususnya di kelas X untuk menerapkan sebuah teknik mengajar dalam proses pembelajaran dikelas tersebut guna meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai.
Setelah peneliti melihat kondisi kelas yang akan diteliti, peneliti melihat adanya kebiasaan siswa yang akan membuat proses dan hasil belajar menjadi kurang baik yaitu kebiasaan siswa yang selalu ribut dan bermain serta saling cuek dalam proses pembelajaran. Dari dasar permasalahan tersebut peneliti berpikir untuk mengkolaborasi suatu metode yang dapat menghilangkan kebiasaan siswa tersebut menjadi kebiasaan yang bermanfaat didalam proses pembelajaran.

B.     Profil Hasil Belajar
      Hasil pembelajaran yang dicapai pada sekolah ini pun tidak jauh berbeda dengan hasil belajar yang dicapai sekolah-sekolah lain dalam hal bervariasinya nilai yang dicapai masing-masing siswa setelah pelaksanakan evaluasi, hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain tingkat kecerdasan siswa yang berbeda-beda, pengaruh lingkungan sekolah dan luar sekolah, dan tak lepas pula dari faktor guru yang bersangkutan dalam penggunaan metode dan media dalam proses pembelajaran. Menurut data dan wawancara guru mata pelajaran bahasa Inggris disekolah tersebut, siswa menghadapi kesulitan dalam hal menulis, sehingga peneliti berinisiatif menentukan strategi menulis dalam penelitian ini.

C.    Rumusan Masalah Berdasarkan Profil Proses Pembelajaran
            Berdasarkan profil proses dan hasil belajar maka peneliti tertarik untuk mengkaji sebuah metode yang dianggap sesuai dengan kondisi tersebut yaitu dengan rumusan masalah:
“Apakah melalui penggunaan Metode collaborative Writing dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar?”


D.    Bentuk Tindakan Untuk Memecahkan Masalah Sesuai dengan Masalah
Pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa  kelas X cukup memprihatinkan sehingga peneliti ingin memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan Metode Collaborative Writing karena dengan menggunakan metode ini siswa bisa meningkatkan kemampuan menulis secara  aktif dan mereka akan percaya diri dengan kemampuannya serta mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya.
E.     Ada Argumentasi Logis Pilihan Tindakan
            Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :
a.       Siswa               :Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan siswa dalam menulis secara kolaborasi
b.      Guru                :Mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efesien dan menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran bahasa inggris untuk meningkatkan kompetensi komunikatif mereka dan bisa saling bekerja sama satu dengan yang lainnya
c.       Sekolah           :Menghasilkan perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis dan menggali kompetensi siswa.

F.     Tujuan
       Adapun tujuan diadakannya Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
*      Meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui penggunaan metode Collaborative Writing
*      Mengembangkan strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang efektif, efesien, dan menyenangkan.
*      Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan menulis, mengarang,  berkomunikasi dan menyimak dan tentunya dalam menggali informasi dengan mengembangkan gagasan,pendapat, dan perasaannya secara sederhana secara tertulis dan lisan.
          Lebih dari itu, diharapkan siswa menjadi sadar dan terbiasa meningkatkan kemampuan menulisnya dengan berbagai cara dan upaya sesuai kemampuan yang dimiliki oleh masing – masing siswa.





















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Teori Menulis
*      Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Rusyana (Hasani, 2005:1) menyatakan bahwa wujud. Pengutaran sesuatu secara tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1) Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca.
Menurut Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktifdan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.
*      Jenis-jenis tulisan
a.       Eksposisi
Syafi’ie (1990: 160) menyatkan bahwa eksposisi adalah wacana berusaha atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Wacana ini bertujuan menyampaikan fakta-fakta secara teratur, logis dan saling bertautan dengan maksud untuk menjelaskan sesuatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan sebab akibat, dan sebagainya. Wacana ini dapat menjelaskan dan memberikan keterangan. Serta dapat mengembangkan gagasan agar menjadi luas dan mudah dimengerti.
b.    Deskripsi (lukisan)
Menurut safi’ie (1990 : 156), dskripsi adalah tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
Wacana skripsi ini ada dua macam, yaitu wacana deskripsi yang faktawi (objektif) dan wacana deskripsi yang khayali (imajinatif). Wacana deskripsi yang pertama merupakan wacana yang berusaha memberikan bangun, ukuran, susunan, warna, bahan Sesuatu menurut kenyataannya dengan tujuan menyampaikan/ memberi informasi saja. Wacana deskripsi yang berusaha menjelaskan cirri-ciri fisik, sikap seseorang, keadaan suatu tempat dan sebagainya menurut khayalan penulisnya. Hal ini bertujuan membuat alur cerita dapat memberikan gambara kedepan dan mampu menarik keingintahuan pembaca. Selanjutnya, Supriyadi (1992 : 242) menyatakan bahwa wacana deskripsi faktawi adalah wacana yang menginformasikan sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan wacana deskripsi khayali ada penambahan daya khayal.
Dalam karangan deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang penting jika melukiskan betapa ngerinya tersesat di hutan, maka situasi di hutan yang dapat menimbulkan kengerian itu harus  lengkap, sehingga pembaca dapat membayangkan (bagaimana jika) dia sendiri tersesat di hutan. Seorang penumpang pesawat udara yang mengalami kecelakaan, untuk melukiskan amat kecilnya kemungkinan dia dapat selamat dari musubah itu, harus mampu menceritakan detail yang penting, sehingga pembaca memperoleh kesan yang mendalam bahwa keselamatannya dalam musibah tersebut benar-benar merupakan takdir Tuhan.
c.                Argumentasi
Supriyadi (1992 : 244) menyatakan bahwa argumentasi adalah suatu jenis wacan atau tulisan yang memberikan alasan dengan contoh dan bukti yang kuat serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan , sikap dan keyakinan penulis, sehinnga mau berbuat sesuai dengan kemauan penulis.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan berwujud usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat penulis mengenai hal yang dibahas.
Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan bertindak sesuai keinginan penulis. Penulis argument harus berfikir keras dan logis serta mau menerima pendapat orang lain sebagai pertimbangan. Agar dapat mengajukan argumentasi, penulis argumentasi harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas tentang yang dibicarakan. Kegiatan berfikir, keterbukaan sikap dan keluasan pandangan memiliki peranan yang besar untuk mempengaruhi orang lain.
d.   Narasi
Supriyadi (19922 : 242) menyatakan bahwa wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian melalui tokoh atau pelaku dengan maksud memperluas pengetahuan, pendengar atau pembaca
Wacana narasi yang berisi fakta (benar-benar terjadi), dapat pula berisi sesuatu yang khayali. Wacana narasi yang berupa fakta misalnya otoobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal, sedangkan wacana narasi yang khayali seperti cerpen, novel, roman, hikayat, drama, dongeng, dan lain lain. Dalam dialog, cerita memang terasa hidup dan menarik sehingga mengasikkan bagi pembaca, lukisan watak, pribadi, kecerdasan, sikap dan tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan sering dapat lebih tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog. Tokoh yang kejam, buta huruf atau lemah lembut dan sangat penyantun akan lebih hidup bila diceritakan dalam bentuk percakapan dibandingkan apabila diceritakan dengan uraian biasa.
*      Teknik menulis
Teknik menulis jenis tulisan yang satu dengan lainnya itu berbeda. Berikut teknik menulis secara umum yang dapat dipakai untuk membuat sebuah tulisan.


a.       Menentukan Jenis Tulisan
Hal ini perlu dilakukan lebih dahulu karena akan berpengaruh pada hal-hal yang perlu diperhatikan selanjutnya dalam teknik menulis. Untuk menulis cerita anak, tentu tekniknya akan berbeda dengan menulis puisi, menulis renungan, atau menulis kesaksian.
b.      Mempertimbangkan Pembaca
Ingatlah para pembaca Anda. Hal ini adalah salah satu metode agar tulisan Anda dibaca oleh pembaca. Berikan sesuatu yang mereka butuhkan, yang mendidik, memberi informasi, maupun yang menghibur mereka.
c.       Berorientasi pada Publikasi
Jangan lupakan yang satu ini. Selain memertimbangkan pembaca, berorientasi pada publikasi akan menolong Anda untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Anda juga dapat mempelajari tulisan seperti apa yang diinginkan suatu media tertentu jika Anda tahu ke mana tulisan Anda akan dipublikasikan.
d.      Menentukan Tema dan Mencari Ide Tulisan
Dari tema yang sudah Anda tentukan, munculkan ide-ide yang baru dan menarik. Untuk menunjang ide-ide Anda, lakukan persiapan-persiapan bahan, bahkan riset sehingga tulisan Anda semakin akurat.
e.       Mengembangkan Ide
Jika tema dan ide sudah ditentukan, teknik selanjutnya adalah mengembangkannya. Ide tidak akan menjadi sebuah tulisan jika Anda tidak mengembangkannya. Kembangkan ide Anda dalam kalimat-kalimat sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

f.       Memperhatikan Unsur-Unsur Tulisan
Dalam mengembangkan ide, perlu diperhatikan pula unsur-unsur tulisan. Pakailah kata dan kalimat yang efektif. Sehingga pembaca tidak akan bingung dengan pemaparan ide Anda. Namun, unsur tulisan ini juga perlu memerhatikan jenis tulisan yang akan Anda buat. Dalam menulis puisi, tentunya Anda tidak perlu bingung apakah kalimat Anda efektif atau tidak.
g.      Menciptakan Gaya Tulisan
Buatlah gaya Anda sendiri. Jangan meniru gaya tulisan orang lain. Hal ini memang tidak mudah bagi pemula, apalagi kalau Anda memunyai penulis yang Anda idolakan. Biasanya gaya menulis Anda akan terpengaruh olehnya. Namun jangan putus asa, dengan latihan terus-menerus, akhirnya Anda bisa menciptakan gaya Anda sendiri.
h.      Menguasai EyD
Meskipun ada seorang editor yang akan mengedit tulisan Anda, seorang penulis sebaiknya juga menguasai ejaan yang disempurnakan dengan baik. Bagaimana memakai tanda baca, memakai kata dan kalimat baku, menggunakan awalan maupun kata depan, dan lain sebagainya, lebih baik dikuasai karena hal tersebut akan menunjang tulisan Anda nantinya.
i.        Melakukan Swasunting
Editing bukan semata-mata tugas editor. Penulis yang baik juga melakukan tugas editing untuk tulisannya sendiri. Setelah Anda menyelesaikan tulisan Anda, lakukan swasunting untuk memerbaiki tata bahasa kalimat dalam tulisan Anda. Swasunting ini tidak hanya berlaku bagi pemula, semua penulis hendaknya melakukannya.

B.     Konsep metode menulis Kolaboratif
Kolaborasi adalah bekerja bersama untuk mencapai tujuan  bersama. Pembelajaran kolaborasi adalah sebuah metode belajar dimana siswa bekerja secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Siswa terlibat dalam sebuah kelompok kecil, menciptakan kondisi belajar yang kondusif, berbagi pengetahuan dan saling membantu untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mereka. Keterlibatan beberapa siswa dalam melakukan tugas yang diberikan menjadikan tugas tersebut terasa ringan. Guru bertindak selaku fasilitator yang hanya mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah belajar mereka. Dasar dari metode kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. Tujuan umum dari pembelajaran kolaborasi adalah merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, saling berbagi ide, gagasan dan informasi. Pembelajaran kolaborasi juga dapat membantu siswa berpikir kritis dalam diskusi atau debat bersama teman kelompok mereka.
Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for instruction), pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Selain itu, pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok memberikan kesempatan setiap individu untuk saling menghargai pendapat, kemampuan dan kontribusi dalam kegiatan kelompok mereka. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu:
(1) realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata;
(2) menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna.
Ide pembelajaran kolaboratif bermula dari perpsektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis sebuah buku “Democracy and Education”. Dalam buku itu, Dewey menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untukbelajar tentang kehidupan nyata.
Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (Jacob et al., 1996), adalah:
(1) Siswa hendaknya aktif, learning by doing
(2) Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik
(3) Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap
(4) Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa
(5) pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting
(6) kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata dan bertujuan mengembangkan dunia tersebut.
            Metode kolaboratif didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai siswa proses belajar sebagai berikut (Smith & MacGregor, 1992):
a.
Belajar itu aktif dan konstruktif:
Untuk mempelajari bahan pelajaran, siswa harus terlibat secara aktif dengan bahan itu. Siswa perlu mengintegrasikan bahan baru ini dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Siswa membangun makna atau mencipta sesuatu yang baru yang terkait dengan bahan pelajaran.
b.      Belajar itu bergantung konteks:
c.       Kegiatan pembelajaran menghadapkan siswa pada tugas atau masalah menantang yang terkait dengan konteks yang sudah dikenal siswa. Siswa terlibat langsung dalam penyelesaian tugas atau pemecahan masalah itu.
d.      Siswa itu beraneka latar belakang
            Para siswa mempunyai perbedaan dalam banyak hal, seperti latarbelakang, gaya belajar, pengalaman, dan aspirasi. Perbedaan-perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan kerjasama, dan bahkan diperlukan untuk meningkatkan mutu pencapaian hasil bersama dalam proses belajar.
e.       Belajar itu bersifat sosial:
            Proses belajar merupakan proses interaksi sosial yang di dalamnya siswa membangun makna yang diterima bersama.
            Menurut teori interaksional dari Vygotsky, proses interaksi itu berlangsung dalam dua tahap, yaitu interaksi sosial dan internalisasi (Voigt, 1996). Kemudian, teori interaksional dengan pendekatan interaksionisme simbolik menjelaskan proses membangun makna dengan menekankan proses pemaknaan dalam diri pelaku. Masing-masing pelaku interaksi sosial mengalami proses pemaknaan pribadi, dan dalam interaksi sosial terjadi saling-pengaruh di antara proses-proses pribadi itu, sehingga terbentuk makna yang diterima bersama. Yackel & Cobb (1996) menyebut proses ini sebagai pembentukan makna secara interaktif (interactive constitution of meaning).
            Proses pembentukan makna yang diterima bersama melibatkan negosiasi. Negosiasi adalah proses saling penyesuaian diri di antara individu-individu yang berinteraksi sosial. Negosiasi diperlukan karena setiap objek atau kejadian dalam interaksi antar manusia bersifat jamak-makna (plurisemantic). Agar dapat memahami objek atau kejadian, tiap-tiap orang menggunakan pengetahuan latar-belakang masing-masing dan membentuk konteks makna guna menafsirkan objek atau kejadian itu (Voigt, 1996).
             Dalam lingkungan pembelajaran, proses pembentukan makna dalam diri siswa membutuhkan dukungan guru berupa topangan (scaffolding). Topangan adalah bantuan yang diberikan dalam wilayah perkembangan terdekat (zone of proximal development) siswa (Wood et al., dalam Confrey, 1995). Topangan diberikan berdasarkan apa yang sudah bermakna bagi siswa, sehingga apa yang sebelumnya belum dapat dimaknai sendiri oleh siswa sekarang dapat bermakna berkat topangan itu. Dengan demikian, topangan diberikan kepada siswa dalam situasi yang interaktif, dalam arti guru memberikan topangan berdasarkan interpretasi akan apa yang sudah bermakna bagi siswa, dan siswa mengalami perkembangan dalam proses pembentukan makna berkat topangan itu.
           Proses negosiasi antar siswa dan pemberian topangan jauh lebih banyak terwujud dalam pembelajaran kolaboratif daripada dalam pembelajaran yang berpusat pada penyajian dan penjelasan bahan pelajaran oleh guru. Lingkungan pembelajaran kolaboratif berintikan usaha bersama, baik antar siswa maupun antara siswa dan guru, dalam membangun pemahaman, pemecahan masalah, atau makna, atau dalam menciptakan suatu produk.
            Pembelajaran kolaborasi ini dapat diterapkan dalam setiap skill termasuk dalam menulis. Menulis kolaboratif berakar pada pemahaman “two heads are better than one” sehingga diharapkan dengan metode ini siswa dapat berkolaborasi dengan rekannya untukj menghasilkan tulisan yang baik dan benar karena terdapat beragam ide dan pengetahuan. Selain itu melalui menulis kolaboratif ini siswa dapat berbagi dan saling menguatkan satu sama lain.

C.     Hipotesis
“Metode Collaborative writing dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa








BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN

A.    Jumlah siswa, tempat, dan waktu pelaksanaan P2K
         Pada Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar kelas X kali ini diikuti oleh ± 40 orang siswa dengan jangka waktu 2 bulan, dari tanggal 6 April – 8 Juni 2010. Penelitian tersebut dilaksanakan 2 x pertemuan dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan hari kamis yang terdiri dari 4 kali pertemun dan 1 kali evaluasi untuk masing-masing siklus.

B.     Langkah-langkah Pembuatan Perangkat Pembelajaran inovatif seperti RPP dan Alat Evaluasi
Langkah-langkah membuat RPP
1.      Mengisi kolom identitas
2.      Menentukan lokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
3.      Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun
4.      Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan indikator yang telah ditentukan
5.      Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian materi pokok/pembelajaran
6.      Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
7.      Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir
8.      Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
9.      Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah                       :
Mata Pelajaran            :
Kelas                           :
Tema/subtema             :
Alokasi Waktu            :
A.    Standar Kompetensi
B.     Kompetensi Dasar
C.     Indikator
D.    Tujuan Pembelajaran
E.     Materi Pokok
F.      Metode Pembelajaran
G.    Langkah-langkah kegiatan
*      Kegiatan awal
*      Kegiatan Inti
*      Kegiatan Akhir
H.    Sumber Belajar/Alat/Bahan
I.       Penilaian
*      Teknik
*      Alat penilaian
*      Bentuk


C.    Implementasi RPP dan Evaluasi di kelas
            Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru/peneliti terlaksana dengan sangat baik, karena guru/peneliti berpikir bahwa apa yang telah disusun dalam RPP tersebut adalah yang terbaik untuk diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas kali ini. Kemudian pada pelaksanaan evaluasi, semua bahan pengajaran dimasukkan dan para siswa mengikuti evaluasi dengan sangat tenang.


















BAB IV
HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pelaksanaan
Tindakan yang dilaksanakan dalam 2 siklus mencakup 8 kali pertemuan. Kegagalan yang didapat pada siklus pertama dicari pemecahannya dan diterapkan pada siklus berikutnya. Adapun gambaran hasil penelitian setiap siklus tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Hasil penelitian  Siklus 1
                 Siklus ini mencakup 4 kali pelaksanaan tindakan  pembelajaran.
     a. Perencanaan
v  Tim peneliti melakukan analisis syllabus untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
v  Menyusun  satuan pelajaran (RPP alat evaluasi)
v  Menyiapkan alat peraga yang di butuhkan dalam proses belajar mengajar
khususnya alat dan bahan tulis menulis lainnya.
v  Menyiapkan soal atau permasalahan
v  Menyiapkan lembar observasi
v  Menyiapkan lembar evaluasi untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui  metode collaborative writing.
b.      Pelaksanaan
v  Melakukan perkenalan dengan siswa dan membagi menjadi beberapa kelompok
v  Mengingat pokok-pokok materi yang akan di ajarkan agar mencapai sasaran
v  Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti petunjuk dengan baik.
v  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
v  Pada akhir pertemuan memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kegiatan yang telah di laksanakan
c.       Pengamatan (observasi)
v  Mengamati perilaku siswa dalam kelas terhadap penggunaan metode pembelajaran ini.
v  Memantau kerja sama antar siswa
v  Mengamati kemampuan dan keaktifan masing-masing siswa

Untuk mengetahui kualitas hasil pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini :
TABEL 4.2

Klpk
Kompetensi
Reading
Speaking
Writing
listening
T
%
S
%
R
%
T
%
S
%
R
%
T
%
S
%
R
%
T
%
S
%
R
%
A ( N =6)
2
40
2
40
1
20
1
20
3
60
1
20
2
40
1
20
2
40
2
40
2
40
1
20
B (N =5)
3
60
2
40
-
-
3
60
1
20
1
20
3
60
1
20
1
20
2
40
2
40
1
20
C (N =6)
2
20
1
20
2
40
1
20
2
40
2
40
2
40
2
40
1
20
1
20
2
40
2
40
D (N = 6)
3
60
2
40
-
-
2
40
1
20
2
40
2
40
2
40
1
20
2
40
2
40
1
20
E (N = 6)
2
20
1
20
2
40
2
40
1
20
1
20
1
20
1
20
2
40
2
40
1
20
1
20

Keterangan:
T = Tinggi, (80-100)
S = Sedang (65-79)
R = Rendah (0-64)

2. Hasil penelitian Siklus II
Tahapan pada siklus ini hampir sama pada siklus sebelumnya. Beberapa hal yang menjadi kekurangan pada siklus I telah diminimalisasi pada siklus ini, termasuk evaluasi terhadap tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi. Pada siklus ini, sikap siswa sudah menunjukkan peningkatan dari segi motivasi dan prestasi belajar. Hal ini bisa dilihat dari keaktifan siswa dalam kelas dan nilai hasil evaluasi.
Untuk mengetahui kualitas hasil pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini :


kelompok
Kompetensi
Reading
Speaking
Writing
Listening
T
%
S
%
R
%
T
%
S
%
R
%
T
%
S
%
R
%
T
%
S
%
R
%
Kelompok A ( N = 6)
4
80
2
20
-
-
3
60
2
40
1
20
4
80
1
20
1
20
4
80
1
20
1
20
Kelompok B (N = 5)
3
60
2
40
-
-
4
80
1
20
-
-
4
60
1
20
-
-
3
60
2
40
-

Kelompok C (N = 6)
4
80
1
20
1
20
3
60
2
40
1
-
4
80
1
40
1
20
3
60
2
40
1
20
Kelompok D (N = 6)
3
60
2
40
1
20
2
40
3
60
1
20
3
60
2
40
1
20
3
60
1
20
1
20
Kelompok E (N = 6)
4
80
1
25
1
20
2
40
1
25
3
25
3
60
1
25
2
25
2
40
1
25
3
25
Rata- rata
18
62
7
27
4
11
14
58
9
28
6
14
18
62
6
31
4
14
15
58
7
24
6
18

Keterangan:
T = Tinggi, (80-100)
S = Sedang (65-79)
R = Rendah (0-64).

A.  Pembahasan
         Proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode Kolaborasi yang berfokus pada keterampilan menulis yang dilaksanakan pada kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar efektif meningkat. Hal ini dapat dibuktikan melalui data atau hasil selama proses pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus.
         Pada siklus I nilai yang dicapai oleh siswa kelas X pada keempat keterampilan berbahasa yaitu reading, writing, listening dan speaking masih memerlukan peningkatan. Hal ini terlihat misalnya pada keterampilan menulis (writing) jumlah siswa yang mendapat nilai tinggi hanya mencapai 12 orang dari 29 orang siswa (40 %) dan lebih rendah lagi pada keterampilan speaking (berbicara) yang hanya mencapai 20 % (9 orang dari 29 orang siswa).
         Pada siklus II aspek kualitas hasil belajar dalam empat keterampilan mengalami peningkatan. Di siklus II jumlah persentase tertinggi adalah 62% (18 siswa) dalam keterampilan menulis (writing), yang sebelumnya hanya 20% (10 siswa). Keterampilan reading juga mengalami peningkatan yang signifikan.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui Penelitian Tindakan Kelas ini menunjukkan bahwa penerapan metode collaborative writing  memberikan perubahan positif dan signifikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan dan minat menulis siswa dalam menggunakan bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang signifikan dari partisipasi siswa yang merespon setiap pertanyaan/permasalahan yang diajukan oleh guru/peneliti. Selain itu, peningkatan keterlibatan siswa dalam menulis dengan berbahasa inggris semakin menghidupkan pula suasana belajar dimana siswa semakin merasa gembira dan senang mengikuti proses belajar mengajar karena ia mampu bekerja sama dan saling membantu satu dengan yang lainya dalam menggali informasi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mengusulkan agar kegiatan seperti ini sering-sering dilakukan.

B.     SARAN
Berdasarkan pengalaman selama pelaksanaan penelitian, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:
-          Metode collaborative writing dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa maka dari itu metode ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi guru dalam pembelajaran menulis. Penerapan metode ini dapat memotivasi siswa karena mereka mampu bekerja bersama-sama mengembangkan ilmunya.
-          Setiap guru hendaknya selalu mencoba untuk berinovasi, berimprovisasi, dan berkreasi dalam rangka peningkatan kualitas belajar mengajar.
-          Guru sebaiknya mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut dapat diikuti dengan senang.



















PENILAIAN LAPORAN

Nama Mahasiswa        : Masnur Jaya
NIM                            : 10 535 2098 06
Jurusan/Prodi              : Bahasa Inggris
Bab
Komponen
Kriteria
Skala Penilaian




I
Pendahuluan
Profil Proses Pembelajaran di Kelas




Profil Hasil Belajar





Rumusan dan Pemecahan Masalah
Rumusan Masalah berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil belajar




Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah




Ada argumentasi logis pilihan tindakan





Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah




II
Kajian Pustaka
Relevansi antara konsep/teori yang dikaji dengan permasalahan




III
Prosedur pelaksanaan
Jelas Jumlah siswa, tempat, dan waktu pelaksanaan P2K




Membuat RPP berdasarkan standar Kompetensi




Membuat alat evaluasi berdasarkan tjuan pembelajaran




Implementasi RPP di kelas minimal 4 kali pertemuan




Implementasi alat evaluasi di kelas setelah 4 kali pertemuan pembelajaran




IV
Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan
Menyajikan hasil setiap selesai evaluasi dengan data lengkap yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi.




Perlu ditambahkan hal yang mendasar yaitu peribahan pada diri siswa, lingkungan, guru berupa perubahan proses dan hasil belajar.




Pembahasan dilakukan dengan mengaitkan temuan dengan tindakan, indikator keberhasilan, serta kajian teoritik dan empirik.




V
Simpulan dan Saran
Menyajikan simpulan hasil pelaksanaan(potret kemajuan) sesuai dengan tujuan




Saran tindak lanjut diberikan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil pelaksanaan pembelajaran inovatif di kelas




VI
Daftar Pustaka
Daftar pustaka relevan dan penulisannya sesuai ketentuan




Jumlah





Keterangan
Ø  Nilai    1: Kurang sekali
            2: Kurang
            3: Baik
            4: Baik Sekali
Ø  Penentuan Nilai Akhir (NA) P2K
NA = (Jumlah Nilai Guru Pembimbing + Jumlah Nilai Dosen Pembimbing)/2
Ø  Interval Nilai


Makassar,        Mei 2010
Guru Pembimbing



Asri ivo Satria Twinggadewi,S.Pd.
















Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. Drs. Dkk. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. Drs.(1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta. CV. Rajawali
Erman Suherman Ar, Drs. M.Pd. dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer, Jurusan  Pendidikan Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia, JICA, 2003
Gintings,Abdurrahman,M.Ed, M.Si.Ph.D. Esensi praktis ; Belajar dan pembelajaran, disiapkan untuk pendidikan profesi dan sertifikasi guru-dosen, -- cet. 2; HUMANIORA, Bandung
Klein,dkk, ( 2008). Pengertian Menulis pencilbooks. internet, www.mozilla. com
Muhubbin syah, M, Ed. (1995). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa,E.(2008). Menjadi guru profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muslimin Ibrahim, Dr.M.Pd dkk. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.20
Slameto.(2005). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, PT. Rineka Cipta.







APPENDIXES

Nama Siswa Kelas X
Nomor
Nama Siswa
Urut
NIS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42


Abdul Hendra
Ainun Mardiah
Akbar. T
Al Wahyu Lestari
Andi Aryani Mustapa
Arianto
Arniati
Chairil Nurlansyah
Ermawati Jubair
Faisal
Hariyati
Hariyati Nurdin
Hasnawiyah
Heruddin
Herwin
Indri Fitri Yani
Irmawati
M. Rijal Yusuf
Mansyur Syahrir
Mawar
Megawaty
Muh. Sabaruddin
Narisa
Niar Anas
Nur Fadillah
Nur Imsak Kadir
Nurdiana
Nurul Sartika
Rahmawati
Rama
Ridwan
Riska Darma Yanti
St. Nurqalby Wahid
Sudirman
Sunarti
Susianti. S
Wahyuliana
Yusnawati
Zul Fadjery
Kiki Andriani
Indar Sari
Muhammad Syafa’at