LAPORAN
PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)
SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR
OLEH
NAMA
: masnur jaya
NIM
: 10 535 2098 06
JURUSAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2010
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan Program Pemantapan
Profesi Keguruan (P2K) oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar di
Makassar tahun ajaran 2010 dinyatakan diterima dan disahkan.
Yang melaksanakan kegiatan ini adalah:
Nama :
Masnur Jaya
Nim : 10 535 2098 06
Jurusan :
Bahasa Inggris
Program Study :
Strata 1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Makassar, Juni
2010
Disahkan
Oleh,
Dosen Pembimbing Guru
Pembimbing
Muhammad Thahir S.Pd Asri
ivo Satria Twinggadewi,S.Pd.
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Drs.H. Mahung Sangadji
NBM: 593 302
LEMBAR
PENILAIAN
Berdasarkan Pengamatan
dan laporan program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) oleh mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Makassar
Nama :
Masnur Jaya
Nim : 10 535 2098 06
Jurusan :
Bahasa Inggris
Program Study :
Strata 1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Maka
guru dan dosen pembimbing memberikan nilai A/B/C/D/E*(……………) pada
kegiatan ini.
Makassar,
Juni 2010
Dosen Pembimbing Guru
Pembimbing
Muhammad Tahir S.Pd Asri
ivo Satria Twinggadewi,S.Pd.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin puji dan syukur senantiasa
kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segenap kekuatan dan kesempatan, sehingga laporan pelitian tindakan
kelas ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Laporan Penelitian Tindakan kelas
ini disusun berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Muhammadiyah
7 Makassar yang dimulai sejak April
2010. Penulisan laporan ini merupakan rangkaian kegiatan akhir dan menjadi salah
satu syarat dari Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K). Kegiatan ini
menjadi suatu pengalaman yang sangat berharga bagi penulis sehingga penulisan laporan ini
diharapkan bisa menjadi bahan refleksi dan referensi yang bermanfaat bagi
mahasiswa lain ataupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian
tindakan kelas ini tidak lepas dari kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan penulis sehingga diharapkan masukan dari pembaca,
khususnya pembimbing yang sifatnya konstruktif
dalam rangka penyempurnaan laporan ini. Semoga karya tulis ini
bermanfaat untuk mengembangkan pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa
Inggris Di Sekolah Menegah Atas.
Makassar, Juni 2010
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Bahasa Inggris merupakan
bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dan bertukar informasi didunia. Pemerintah
Indonesia telah menjadikan bahasa inggris sebagai mata pelajaran penting untuk dipelajari
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat universitas. Karena statusnya
yang masih sebagai bahasa asing, bahasa inggris dianggap susah bagi sebagian
besar siswa sehingga siswa kehilangan minat untuk belajar
bahasa Inggris. Hal ini menuntut guru untuk menemukan
strategi belajar yang menarik sehingga tercipta kondisi belajar yang
menyenangkan.
Namun kenyataannya tujuan belajar yang ingin dicapai sangatlah sulit,
termasuk di tempat peneliti bertugas. Minat dan keinginan siswa untuk belajar bahasa
Inggris sangat kurang sehingga kemampuan dan prestasi bahasa Inggris siswa
rendah/terbatas.
Pengajaran bahasa
Inggris meliputi empat keterampilan
berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca, menulis. Semua itu didukung oleh
unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: kosa kata, tata bahasa dan pronunciation
sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari keempat
keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan menulis(writing)
ternyata kurang dapat berjalan sebagai mana mestinya.
Menulis merupakan keterampilan yang dilakukan oleh manusia untuk
menyampaikan ide ataupun pikiran dalam bentuk tertulis meskipun ide atau
pikiran tersebut juga dapat disampaikan secara lisan. Kadang kita tidak dapat
mengungkapkan gagasan atau ide kita secara lisan tapi kita dapat
mengungkapkannya melalui tulisan. West (1973:2) menyatakan salah satu alasan
menulis adalah untuk menyamapaikan ide kepada orang lain khususnya kepada orang
yang terpisah jarak dan waktu. Keterampilan menulis dapat dikembangkan dalam
menulis secara kolaborasi ataupun kelompok. Pincars (1987:7) menyatakan menulis
adalah instrument antara komunikasi dan ekspresi diri. Kita ingin menulis
karena kita ingin mengungkapkan perasaan, ide, pikiran dan dibaca oleh orang
lain sehingga komunikasi antara penulis dan pembaca terjadi dalam bentuk
tulisan. Secara umum, siswa mengalami kesulitan untuk memulai menulis,
mengembangkan ide dan menyusun kosa kata menjadi sebuah kalimat yang benar.
Dalam kaitan dengan
inilah peneliti melakukan penelitian tentang cara meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui
penggunaan metode collaborative writing. Diharapkan dengan
metode ini siswa lebih kreatif dalam menyusun sebuah tulisan serta
meningkatkan kepercayaan diri siswa karena mereka bekerja dalam bentuk
kelompok. Siswa bisa bekerjasama atau sharing satu sama lain sehingga mereka
dapat menghasilkan tulisan yang baik.
A. Profil Proses
Pembelajaran di Kelas
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA
Muhammadiyah 7 Makassar seperti di SMA lainnya di Indonesia khususnya di
Makassar sendiri telah berlangsung sesuai dengan Kurikulum Bahasa Inggris yang
berlaku. Proses pembelajarannya pun
berlangsung normal dalam arti mengikuti beberapa tahap yang dipersyaratkan,
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian pembelajaran.
Pada tahap perencanaan, guru melakukan
beberapa hal utama, yaitu Berbicara dan mengkaji setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar, membuat syllabus, dan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Ada hal yang tidak kurang pentingnya dilakukan ialah
mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
Pada tahap pelaksanaan, sesuai dengan RPP
seorang guru melaksanakan sekurang-kurangnya tiga kegiatan penting: 1) kegiatan
awal, 2). Kegiatan Inti dan 3). Kegiatan Akhir.
Selanjutnya pada tahap ke-3 yaitu pada
tahap penilaian pembelajaran, guru memberikan evaluasi sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang telah diajarkan pada proses pembelajaran.
Seorang guru yang benar paham tentang pentingnya
tahap pembelajaran ini, akan melaksanakan tugasnya dengan baik
dan akan mendapatkan hasil yang baik
pula. Karena seorang guru yang professional akan menerapkan
metode yang sesuai dengan materi dan kondisi pembelajar sehingga hasil yang
dicapai akan bagus.
. Kami sebagai tim
peneliti (Rostinah dan
Mantawati),(Ayu Nasrah Wandira dan Masnur Jaya) dari mahasiswa jurusan bahasa Inggris fakultas keguruan dan ilmu
pendididikan Universitas Muhammadiyah Makassar mengikuti program P2K disekolah
ini untuk melakukan penelitian tersebut.berhubungan dengan hal ini, peneliti
melakukan observasi di salah satu kelas yang ada di SMA Muhammadiyah 7 Makassar khususnya di kelas X untuk
menerapkan sebuah teknik mengajar dalam proses pembelajaran dikelas tersebut
guna meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai.
Setelah peneliti
melihat kondisi kelas yang akan diteliti, peneliti melihat adanya kebiasaan
siswa yang akan membuat proses dan hasil belajar menjadi kurang baik yaitu
kebiasaan siswa yang selalu ribut dan bermain serta saling cuek dalam proses
pembelajaran. Dari
dasar permasalahan tersebut peneliti berpikir untuk mengkolaborasi suatu metode
yang dapat menghilangkan kebiasaan siswa tersebut menjadi
kebiasaan yang bermanfaat didalam proses pembelajaran.
B. Profil Hasil
Belajar
Hasil pembelajaran yang
dicapai pada sekolah ini pun tidak jauh berbeda dengan hasil belajar yang
dicapai sekolah-sekolah lain dalam hal bervariasinya nilai yang dicapai
masing-masing siswa setelah pelaksanakan evaluasi, hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor antara lain tingkat kecerdasan siswa yang berbeda-beda,
pengaruh lingkungan sekolah dan luar sekolah, dan tak lepas pula dari faktor
guru yang bersangkutan dalam penggunaan metode dan media dalam proses
pembelajaran. Menurut data dan wawancara guru mata
pelajaran bahasa Inggris disekolah tersebut, siswa menghadapi kesulitan dalam
hal menulis, sehingga peneliti berinisiatif menentukan strategi menulis dalam
penelitian ini.
C.
Rumusan
Masalah Berdasarkan Profil Proses Pembelajaran
Berdasarkan profil proses dan hasil
belajar maka peneliti tertarik untuk mengkaji sebuah metode yang dianggap
sesuai dengan kondisi tersebut yaitu dengan rumusan masalah:
“Apakah melalui penggunaan Metode collaborative Writing
dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas X
SMA Muhammadiyah 7 Makassar?”
D.
Bentuk
Tindakan Untuk Memecahkan Masalah Sesuai dengan Masalah
Pada
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas X cukup memprihatinkan sehingga
peneliti ingin memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan Metode Collaborative Writing karena dengan
menggunakan metode ini siswa bisa meningkatkan kemampuan menulis secara aktif dan mereka akan percaya diri dengan
kemampuannya serta mampu menggali informasi yang ada di
sekitarnya.
E. Ada Argumentasi
Logis Pilihan Tindakan
Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini :
a. Siswa :Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan siswa dalam menulis secara kolaborasi
b. Guru :Mengembangkan model pembelajaran yang
efektif, efesien dan menyenangkan yang dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran bahasa inggris untuk
meningkatkan kompetensi komunikatif mereka dan bisa saling bekerja sama satu dengan yang lainnya
c.
Sekolah :Menghasilkan perangkat pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan menulis dan menggali kompetensi siswa.
F. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui
penggunaan metode Collaborative Writing
Mengembangkan strategi pembelajaran dan
model pembelajaran yang efektif, efesien, dan menyenangkan.
Siswa dapat melibatkan diri secara aktif
dalam kegiatan menulis, mengarang, berkomunikasi dan
menyimak dan tentunya dalam menggali informasi dengan
mengembangkan gagasan,pendapat, dan perasaannya secara sederhana secara
tertulis dan lisan.
Lebih
dari itu, diharapkan siswa menjadi sadar dan terbiasa meningkatkan kemampuan menulisnya
dengan berbagai cara dan upaya sesuai kemampuan yang dimiliki oleh masing – masing
siswa.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Teori
Menulis
Pengertian
Menulis
Menurut
Tarigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Rusyana (Hasani, 2005:1)
menyatakan bahwa wujud. Pengutaran sesuatu secara tersusun dengan mempergunakan
bahasa disebut karangan. Menurut
Syamsudin (Hasani, 2005:1) Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan
ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis
sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca.
Menurut
Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang
produktifdan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan
dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.
Jenis-jenis
tulisan
a. Eksposisi
Syafi’ie (1990: 160) menyatkan bahwa
eksposisi adalah wacana berusaha atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat
memperluas pengetahuan pembaca. Wacana ini bertujuan menyampaikan fakta-fakta
secara teratur, logis dan saling bertautan dengan maksud untuk menjelaskan sesuatu
ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan sebab akibat, dan
sebagainya. Wacana ini dapat menjelaskan dan memberikan keterangan. Serta dapat
mengembangkan gagasan agar menjadi luas dan mudah dimengerti.
b. Deskripsi
(lukisan)
Menurut safi’ie (1990 : 156), dskripsi
adalah tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan sebenarnya, sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) yang
dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
Wacana skripsi ini ada dua macam, yaitu
wacana deskripsi yang faktawi (objektif) dan wacana deskripsi yang khayali
(imajinatif). Wacana deskripsi yang pertama merupakan wacana yang berusaha
memberikan bangun, ukuran, susunan, warna, bahan Sesuatu menurut kenyataannya
dengan tujuan menyampaikan/ memberi informasi saja. Wacana deskripsi yang
berusaha menjelaskan cirri-ciri fisik, sikap seseorang, keadaan suatu tempat
dan sebagainya menurut khayalan penulisnya. Hal ini bertujuan membuat alur
cerita dapat memberikan gambara kedepan dan mampu menarik keingintahuan
pembaca. Selanjutnya, Supriyadi (1992 : 242) menyatakan bahwa wacana deskripsi
faktawi adalah wacana yang menginformasikan sesuatu sebagaimana adanya,
sedangkan wacana deskripsi khayali ada penambahan daya khayal.
Dalam karangan deskripsi, agar menjadi
hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang penting jika melukiskan betapa ngerinya tersesat
di hutan, maka situasi di hutan yang
dapat menimbulkan kengerian itu harus
lengkap, sehingga pembaca dapat membayangkan (bagaimana jika) dia
sendiri tersesat di hutan. Seorang penumpang pesawat udara yang mengalami
kecelakaan, untuk melukiskan amat kecilnya kemungkinan dia dapat selamat dari
musubah itu, harus mampu menceritakan detail yang penting, sehingga pembaca
memperoleh kesan yang mendalam bahwa keselamatannya dalam musibah tersebut
benar-benar merupakan takdir Tuhan.
c.
Argumentasi
Supriyadi (1992 : 244) menyatakan bahwa
argumentasi adalah suatu jenis wacan atau tulisan yang memberikan alasan dengan
contoh dan bukti yang kuat serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan
membenarkan pendapat, gagasan , sikap dan keyakinan penulis, sehinnga mau
berbuat sesuai dengan kemauan penulis.
Argumentasi merupakan dasar yang paling
fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan berwujud usaha untuk
mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau
pendapat penulis mengenai hal yang dibahas.
Untuk meyakinkan orang lain agar
terpengaruh dan bertindak sesuai keinginan penulis. Penulis argument harus
berfikir keras dan logis serta mau menerima pendapat orang lain sebagai
pertimbangan. Agar dapat mengajukan argumentasi, penulis argumentasi harus
memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas tentang yang dibicarakan. Kegiatan berfikir, keterbukaan sikap dan
keluasan pandangan memiliki peranan yang besar untuk mempengaruhi orang lain.
d. Narasi
Supriyadi (19922 : 242) menyatakan bahwa
wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu
hal kejadian melalui tokoh atau pelaku dengan maksud memperluas pengetahuan,
pendengar atau pembaca
Wacana narasi yang berisi fakta
(benar-benar terjadi), dapat pula berisi sesuatu yang khayali. Wacana narasi
yang berupa fakta misalnya otoobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal,
sedangkan wacana narasi yang khayali seperti cerpen, novel, roman, hikayat,
drama, dongeng, dan lain lain. Dalam dialog,
cerita memang terasa hidup dan menarik sehingga mengasikkan bagi pembaca,
lukisan watak, pribadi, kecerdasan, sikap dan tingkat pendidikan tokoh dalam
cerita yang disuguhkan sering dapat lebih tepat dan mengena apabila ditampilkan
lewat dialog-dialog. Tokoh
yang kejam, buta huruf atau lemah lembut dan sangat penyantun akan lebih hidup bila diceritakan dalam
bentuk percakapan dibandingkan apabila diceritakan dengan uraian biasa.
Teknik menulis
Teknik menulis jenis tulisan yang
satu dengan lainnya itu berbeda. Berikut teknik menulis secara umum yang dapat
dipakai untuk membuat sebuah tulisan.
a. Menentukan
Jenis Tulisan
Hal ini perlu dilakukan lebih dahulu
karena akan berpengaruh pada hal-hal yang perlu diperhatikan selanjutnya dalam
teknik menulis. Untuk menulis cerita anak, tentu tekniknya akan berbeda dengan
menulis puisi, menulis renungan, atau menulis kesaksian.
b. Mempertimbangkan
Pembaca
Ingatlah para pembaca Anda. Hal ini
adalah salah satu metode agar tulisan Anda dibaca oleh pembaca. Berikan sesuatu
yang mereka butuhkan, yang mendidik, memberi informasi, maupun yang menghibur
mereka.
c. Berorientasi
pada Publikasi
Jangan lupakan yang satu ini. Selain
memertimbangkan pembaca, berorientasi pada publikasi akan menolong Anda untuk
menghasilkan tulisan yang bagus. Anda juga dapat mempelajari tulisan seperti
apa yang diinginkan suatu media tertentu jika Anda tahu ke mana tulisan Anda
akan dipublikasikan.
d. Menentukan
Tema dan Mencari Ide Tulisan
Dari tema yang sudah Anda tentukan,
munculkan ide-ide yang baru dan menarik. Untuk menunjang ide-ide Anda, lakukan
persiapan-persiapan bahan, bahkan riset sehingga tulisan Anda semakin akurat.
e. Mengembangkan
Ide
Jika tema dan ide sudah ditentukan,
teknik selanjutnya adalah mengembangkannya. Ide tidak akan menjadi sebuah
tulisan jika Anda tidak mengembangkannya. Kembangkan ide Anda dalam
kalimat-kalimat sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
f. Memperhatikan
Unsur-Unsur Tulisan
Dalam mengembangkan ide, perlu
diperhatikan pula unsur-unsur tulisan. Pakailah kata dan kalimat yang efektif.
Sehingga pembaca tidak akan bingung dengan pemaparan ide Anda. Namun, unsur
tulisan ini juga perlu memerhatikan jenis tulisan yang akan Anda buat. Dalam
menulis puisi, tentunya Anda tidak perlu bingung apakah kalimat Anda efektif atau
tidak.
g. Menciptakan
Gaya Tulisan
Buatlah gaya Anda sendiri. Jangan
meniru gaya tulisan orang lain. Hal ini memang tidak mudah bagi pemula, apalagi
kalau Anda memunyai penulis yang Anda idolakan. Biasanya gaya menulis Anda akan
terpengaruh olehnya. Namun jangan putus asa, dengan latihan terus-menerus,
akhirnya Anda bisa menciptakan gaya Anda sendiri.
h. Menguasai
EyD
Meskipun ada seorang editor yang
akan mengedit tulisan Anda, seorang penulis sebaiknya juga menguasai ejaan yang
disempurnakan dengan baik. Bagaimana memakai tanda baca, memakai kata dan
kalimat baku, menggunakan awalan maupun kata depan, dan lain sebagainya, lebih
baik dikuasai karena hal tersebut akan menunjang tulisan Anda nantinya.
i.
Melakukan Swasunting
Editing bukan semata-mata tugas editor.
Penulis yang baik juga melakukan tugas editing untuk tulisannya sendiri.
Setelah Anda menyelesaikan tulisan Anda, lakukan swasunting untuk memerbaiki
tata bahasa kalimat dalam tulisan Anda. Swasunting ini tidak hanya berlaku bagi
pemula, semua penulis hendaknya melakukannya.
B. Konsep
metode menulis Kolaboratif
Kolaborasi
adalah bekerja bersama untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kolaborasi adalah sebuah metode belajar dimana
siswa bekerja secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Siswa terlibat
dalam sebuah kelompok kecil, menciptakan kondisi belajar yang kondusif, berbagi
pengetahuan dan saling membantu untuk memecahkan masalah dalam proses belajar
mereka. Keterlibatan beberapa siswa dalam melakukan tugas yang diberikan
menjadikan tugas tersebut terasa ringan. Guru bertindak selaku fasilitator yang
hanya mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah belajar mereka. Dasar dari metode kolaboratif adalah
teori interaksional yang memandang belajar sebagai suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. Tujuan umum
dari pembelajaran kolaborasi adalah merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, saling berbagi ide, gagasan dan informasi. Pembelajaran
kolaborasi juga dapat membantu siswa berpikir kritis dalam diskusi atau debat
bersama teman kelompok mereka.
Pembelajaran kolaboratif dapat
menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran.
Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for instruction), pembelajaran
kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi
perbedaan-perbedaan antar individu. Selain itu, pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam kelompok memberikan kesempatan setiap individu untuk
saling menghargai pendapat, kemampuan dan kontribusi dalam kegiatan kelompok
mereka. Pembelajaran kolaboratif telah
menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang
bertemu, yaitu:
(1) realisasi praktek, bahwa hidup
di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata;
(2) menumbuhkan kesadaran
berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna.
Ide pembelajaran kolaboratif bermula
dari perpsektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki
pasangan atau teman. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis sebuah buku
“Democracy and Education”. Dalam buku itu, Dewey
menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untukbelajar tentang kehidupan nyata.
Pemikiran Dewey yang utama tentang
pendidikan (Jacob et al., 1996), adalah:
(1) Siswa hendaknya aktif, learning by doing
(2) Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik
(3) Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap
(4) Kegiatan belajar hendaknya
sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa
(5) pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan
prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur
demokratis sangat penting
(6) kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia
nyata dan bertujuan mengembangkan dunia tersebut.
Metode kolaboratif didasarkan
pada asumsi-asumsi mengenai siswa proses belajar sebagai berikut (Smith &
MacGregor, 1992):
a. Belajar itu aktif dan konstruktif:
Untuk mempelajari bahan pelajaran,
siswa harus terlibat secara aktif dengan bahan itu. Siswa perlu mengintegrasikan bahan baru ini
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Siswa membangun makna atau
mencipta sesuatu yang baru yang terkait dengan bahan pelajaran.
b. Belajar itu bergantung konteks:
c. Kegiatan pembelajaran menghadapkan
siswa pada tugas atau masalah menantang yang terkait dengan konteks yang sudah
dikenal siswa. Siswa terlibat langsung dalam penyelesaian tugas atau pemecahan
masalah itu.
d. Siswa itu beraneka latar belakang
Para siswa mempunyai perbedaan dalam banyak hal, seperti
latarbelakang, gaya belajar,
pengalaman, dan aspirasi. Perbedaan-perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan kerjasama, dan bahkan
diperlukan untuk meningkatkan mutu
pencapaian hasil bersama dalam proses belajar.
e. Belajar itu bersifat sosial:
Proses belajar merupakan proses interaksi sosial yang di
dalamnya siswa membangun makna yang diterima bersama.
Menurut teori interaksional dari Vygotsky, proses interaksi
itu berlangsung dalam dua tahap, yaitu interaksi sosial dan internalisasi
(Voigt, 1996). Kemudian, teori interaksional dengan pendekatan interaksionisme
simbolik menjelaskan proses membangun makna dengan menekankan proses pemaknaan
dalam diri pelaku. Masing-masing
pelaku interaksi sosial mengalami proses pemaknaan pribadi, dan dalam interaksi
sosial terjadi saling-pengaruh di antara proses-proses pribadi itu, sehingga terbentuk
makna yang diterima bersama. Yackel & Cobb (1996) menyebut proses ini sebagai pembentukan
makna secara interaktif (interactive constitution of meaning).
Proses pembentukan makna yang diterima bersama melibatkan
negosiasi. Negosiasi adalah proses saling penyesuaian diri di antara
individu-individu yang berinteraksi sosial. Negosiasi diperlukan karena setiap
objek atau kejadian dalam interaksi antar manusia bersifat jamak-makna
(plurisemantic). Agar dapat memahami objek atau kejadian, tiap-tiap orang
menggunakan pengetahuan latar-belakang masing-masing dan membentuk konteks
makna guna menafsirkan objek atau kejadian itu (Voigt, 1996).
Dalam lingkungan
pembelajaran, proses pembentukan makna dalam diri siswa membutuhkan dukungan
guru berupa topangan (scaffolding). Topangan adalah bantuan yang
diberikan dalam wilayah perkembangan terdekat (zone of proximal development)
siswa (Wood et al., dalam Confrey, 1995). Topangan diberikan berdasarkan apa
yang sudah bermakna bagi siswa, sehingga apa yang sebelumnya belum dapat
dimaknai sendiri oleh siswa sekarang dapat bermakna berkat topangan itu. Dengan
demikian, topangan diberikan kepada siswa dalam situasi yang interaktif, dalam
arti guru memberikan topangan berdasarkan interpretasi akan apa yang sudah
bermakna bagi siswa, dan siswa mengalami perkembangan dalam proses pembentukan
makna berkat topangan itu.
Proses negosiasi antar siswa
dan pemberian topangan jauh lebih banyak terwujud dalam pembelajaran
kolaboratif daripada dalam pembelajaran yang berpusat pada penyajian dan
penjelasan bahan pelajaran oleh guru. Lingkungan pembelajaran kolaboratif
berintikan usaha bersama, baik antar siswa maupun antara siswa dan guru, dalam
membangun pemahaman, pemecahan masalah, atau makna, atau dalam menciptakan
suatu produk.
Pembelajaran kolaborasi ini dapat
diterapkan dalam setiap skill termasuk dalam menulis. Menulis kolaboratif
berakar pada pemahaman “two heads are better than one” sehingga diharapkan
dengan metode ini siswa dapat berkolaborasi dengan rekannya untukj menghasilkan
tulisan yang baik dan benar karena terdapat beragam ide dan pengetahuan. Selain
itu melalui menulis kolaboratif ini siswa dapat berbagi dan saling menguatkan
satu sama lain.
C. Hipotesis
“Metode
Collaborative writing dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa
BAB
III
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A.
Jumlah
siswa, tempat, dan waktu pelaksanaan P2K
Pada Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar kelas X kali ini diikuti oleh ± 40 orang siswa
dengan jangka waktu 2 bulan, dari tanggal 6 April – 8 Juni 2010.
Penelitian tersebut dilaksanakan 2 x pertemuan dalam
seminggu yaitu pada
hari selasa dan hari kamis yang terdiri dari 4 kali pertemun dan 1 kali
evaluasi untuk masing-masing siklus.
B.
Langkah-langkah
Pembuatan Perangkat Pembelajaran inovatif seperti RPP dan Alat Evaluasi
Langkah-langkah membuat RPP
1. Mengisi
kolom identitas
2. Menentukan
lokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
3. Menentukan
SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
disusun
4. Merumuskan
tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan indikator yang telah ditentukan
5. Mengidentifikasi
materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus.
Materi ajar merupakan uraian materi pokok/pembelajaran
6. Menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Merumuskan
langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir
8. Menentukan
alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
9. Menyusun
kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll
Format Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :
Mata
Pelajaran :
Kelas
:
Tema/subtema :
Alokasi
Waktu :
A. Standar
Kompetensi
B. Kompetensi
Dasar
C. Indikator
D. Tujuan
Pembelajaran
E. Materi
Pokok
F. Metode
Pembelajaran
G. Langkah-langkah
kegiatan
Kegiatan awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
H. Sumber
Belajar/Alat/Bahan
I. Penilaian
Teknik
Alat penilaian
Bentuk
C.
Implementasi
RPP dan Evaluasi di kelas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang telah dibuat oleh guru/peneliti terlaksana dengan sangat baik, karena
guru/peneliti berpikir bahwa apa yang telah disusun dalam RPP tersebut adalah
yang terbaik untuk diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas kali ini. Kemudian
pada pelaksanaan evaluasi, semua bahan pengajaran dimasukkan dan para siswa
mengikuti evaluasi dengan sangat tenang.
BAB
IV
HASIL
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pelaksanaan
Tindakan yang dilaksanakan dalam 2 siklus mencakup 8 kali
pertemuan. Kegagalan yang didapat pada siklus pertama dicari pemecahannya dan
diterapkan pada siklus berikutnya. Adapun gambaran hasil penelitian setiap
siklus tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Hasil penelitian Siklus 1
Siklus ini
mencakup 4 kali pelaksanaan tindakan
pembelajaran.
a. Perencanaan
v Tim peneliti
melakukan analisis syllabus untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
v Menyusun satuan pelajaran (RPP alat evaluasi)
v Menyiapkan alat peraga yang di butuhkan dalam
proses belajar mengajar
khususnya alat dan bahan tulis menulis lainnya.
v Menyiapkan soal atau
permasalahan
v Menyiapkan lembar
observasi
v Menyiapkan lembar
evaluasi untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui metode collaborative writing.
b. Pelaksanaan
v Melakukan perkenalan dengan siswa dan membagi menjadi beberapa kelompok
v Mengingat
pokok-pokok materi yang akan di ajarkan agar mencapai sasaran
v Memperhatikan
keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti petunjuk dengan
baik.
v Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif
v Pada akhir pertemuan memberikan tugas-tugas
yang sesuai dengan kegiatan yang telah di
laksanakan
c. Pengamatan (observasi)
v Mengamati perilaku
siswa dalam kelas terhadap penggunaan metode pembelajaran ini.
v Memantau kerja sama
antar siswa
v Mengamati kemampuan
dan keaktifan masing-masing siswa
Untuk mengetahui
kualitas hasil pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini :
TABEL 4.2
Klpk
|
Kompetensi
|
Reading
|
Speaking
|
Writing
|
listening
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
A
( N =6)
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
1
|
20
|
3
|
60
|
1
|
20
|
2
|
40
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
B
(N =5)
|
3
|
60
|
2
|
40
|
-
|
-
|
3
|
60
|
1
|
20
|
1
|
20
|
3
|
60
|
1
|
20
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
C
(N =6)
|
2
|
20
|
1
|
20
|
2
|
40
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
D
(N = 6)
|
3
|
60
|
2
|
40
|
-
|
-
|
2
|
40
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
E
(N = 6)
|
2
|
20
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
1
|
20
|
1
|
20
|
1
|
20
|
2
|
40
|
2
|
40
|
1
|
20
|
1
|
20
|
Keterangan:
T
= Tinggi, (80-100)
S
= Sedang (65-79)
R
= Rendah (0-64)
2. Hasil
penelitian Siklus II
Tahapan pada siklus ini hampir sama pada siklus
sebelumnya. Beberapa hal yang menjadi kekurangan pada siklus I telah
diminimalisasi pada siklus ini, termasuk evaluasi terhadap tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi. Pada siklus ini, sikap siswa sudah menunjukkan
peningkatan dari segi motivasi dan prestasi belajar. Hal ini bisa dilihat dari
keaktifan siswa dalam kelas dan nilai hasil evaluasi.
Untuk mengetahui
kualitas hasil pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini :
kelompok
|
Kompetensi
|
Reading
|
Speaking
|
Writing
|
Listening
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
T
|
%
|
S
|
%
|
R
|
%
|
Kelompok
A ( N = 6)
|
4
|
80
|
2
|
20
|
-
|
-
|
3
|
60
|
2
|
40
|
1
|
20
|
4
|
80
|
1
|
20
|
1
|
20
|
4
|
80
|
1
|
20
|
1
|
20
|
Kelompok
B (N = 5)
|
3
|
60
|
2
|
40
|
-
|
-
|
4
|
80
|
1
|
20
|
-
|
-
|
4
|
60
|
1
|
20
|
-
|
-
|
3
|
60
|
2
|
40
|
-
|
|
Kelompok
C (N = 6)
|
4
|
80
|
1
|
20
|
1
|
20
|
3
|
60
|
2
|
40
|
1
|
-
|
4
|
80
|
1
|
40
|
1
|
20
|
3
|
60
|
2
|
40
|
1
|
20
|
Kelompok
D (N = 6)
|
3
|
60
|
2
|
40
|
1
|
20
|
2
|
40
|
3
|
60
|
1
|
20
|
3
|
60
|
2
|
40
|
1
|
20
|
3
|
60
|
1
|
20
|
1
|
20
|
Kelompok
E (N = 6)
|
4
|
80
|
1
|
25
|
1
|
20
|
2
|
40
|
1
|
25
|
3
|
25
|
3
|
60
|
1
|
25
|
2
|
25
|
2
|
40
|
1
|
25
|
3
|
25
|
Rata-
rata
|
18
|
62
|
7
|
27
|
4
|
11
|
14
|
58
|
9
|
28
|
6
|
14
|
18
|
62
|
6
|
31
|
4
|
14
|
15
|
58
|
7
|
24
|
6
|
18
|
Keterangan:
T = Tinggi, (80-100)
S = Sedang (65-79)
R = Rendah (0-64).
A. Pembahasan
Proses
pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode Kolaborasi yang berfokus pada keterampilan menulis yang dilaksanakan
pada kelas X
SMA Muhammadiyah 7 Makassar efektif
meningkat. Hal ini dapat dibuktikan melalui data atau hasil selama proses
pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus.
Pada siklus
I nilai
yang dicapai oleh siswa kelas X pada
keempat keterampilan berbahasa yaitu reading, writing, listening dan speaking
masih memerlukan peningkatan. Hal ini terlihat misalnya pada keterampilan menulis (writing) jumlah siswa yang mendapat
nilai tinggi hanya mencapai 12
orang dari 29 orang siswa (40
%) dan lebih rendah lagi pada keterampilan speaking (berbicara) yang hanya
mencapai 20 % (9
orang dari 29 orang siswa).
Pada siklus
II aspek
kualitas hasil belajar dalam empat keterampilan mengalami
peningkatan. Di siklus II jumlah persentase tertinggi adalah 62% (18 siswa)
dalam keterampilan menulis
(writing),
yang sebelumnya hanya 20%
(10 siswa). Keterampilan reading juga mengalami peningkatan yang
signifikan.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui Penelitian Tindakan Kelas ini
menunjukkan bahwa penerapan metode collaborative
writing memberikan perubahan positif dan
signifikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan dan minat menulis siswa dalam
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan
yang signifikan dari partisipasi siswa yang merespon setiap
pertanyaan/permasalahan yang diajukan oleh guru/peneliti. Selain itu,
peningkatan keterlibatan siswa dalam menulis dengan
berbahasa inggris semakin menghidupkan pula suasana belajar dimana siswa
semakin merasa gembira dan senang mengikuti proses belajar mengajar karena ia mampu bekerja sama dan saling membantu satu dengan yang lainya
dalam menggali informasi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
siswa yang mengusulkan agar kegiatan seperti ini sering-sering dilakukan.
B.
SARAN
Berdasarkan
pengalaman selama pelaksanaan penelitian, peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
-
Metode collaborative writing dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa maka
dari itu metode ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi guru dalam
pembelajaran menulis. Penerapan metode ini dapat memotivasi siswa karena mereka
mampu bekerja bersama-sama mengembangkan ilmunya.
-
Setiap guru hendaknya selalu mencoba
untuk berinovasi, berimprovisasi, dan berkreasi dalam rangka peningkatan
kualitas belajar mengajar.
-
Guru sebaiknya mengelola kelas sedemikian
rupa sehingga pembelajaran tersebut dapat diikuti dengan senang.
PENILAIAN
LAPORAN
Nama Mahasiswa : Masnur Jaya
NIM : 10 535 2098 06
Jurusan/Prodi : Bahasa Inggris
Bab
|
Komponen
|
Kriteria
|
Skala
Penilaian
|
|
|
|
|
I
|
Pendahuluan
|
Profil
Proses Pembelajaran di Kelas
|
|
|
|
|
Profil Hasil Belajar
|
|
|
|
|
|
Rumusan dan Pemecahan Masalah
|
Rumusan
Masalah berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil belajar
|
|
|
|
|
Bentuk tindakan untuk memecahkan
masalah sesuai dengan masalah
|
|
|
|
|
Ada
argumentasi logis pilihan tindakan
|
|
|
|
|
|
Tujuan
|
Sesuai dengan rumusan masalah
|
|
|
|
|
II
|
Kajian Pustaka
|
Relevansi
antara konsep/teori yang dikaji dengan permasalahan
|
|
|
|
|
III
|
Prosedur
pelaksanaan
|
Jelas Jumlah siswa, tempat, dan waktu
pelaksanaan P2K
|
|
|
|
|
Membuat
RPP berdasarkan standar Kompetensi
|
|
|
|
|
Membuat alat evaluasi berdasarkan
tjuan pembelajaran
|
|
|
|
|
Implementasi
RPP di kelas minimal 4 kali pertemuan
|
|
|
|
|
Implementasi alat evaluasi di kelas
setelah 4 kali pertemuan pembelajaran
|
|
|
|
|
IV
|
Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan
|
Menyajikan
hasil setiap selesai evaluasi dengan data lengkap yang berisi penjelasan
tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi.
|
|
|
|
|
Perlu ditambahkan hal yang mendasar
yaitu peribahan pada diri siswa, lingkungan, guru berupa perubahan proses dan
hasil belajar.
|
|
|
|
|
Pembahasan
dilakukan dengan mengaitkan temuan dengan tindakan, indikator keberhasilan,
serta kajian teoritik dan empirik.
|
|
|
|
|
V
|
Simpulan dan
Saran
|
Menyajikan simpulan hasil
pelaksanaan(potret kemajuan) sesuai dengan tujuan
|
|
|
|
|
Saran
tindak lanjut diberikan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil pelaksanaan
pembelajaran inovatif di kelas
|
|
|
|
|
VI
|
Daftar Pustaka
|
Daftar pustaka relevan dan
penulisannya sesuai ketentuan
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
Ø Nilai 1: Kurang sekali
2:
Kurang
3:
Baik
4:
Baik Sekali
Ø Penentuan
Nilai Akhir (NA) P2K
NA = (Jumlah Nilai Guru Pembimbing +
Jumlah Nilai Dosen Pembimbing)/2
Ø Interval
Nilai
Makassar, Mei 2010
Guru
Pembimbing
Asri
ivo Satria Twinggadewi,S.Pd.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. Drs. Dkk.
(1991). Psikologi Belajar.
Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi.
Drs.(1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta. CV. Rajawali
Erman Suherman Ar, Drs. M.Pd. dkk. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontenporer, Jurusan Pendidikan
Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia, JICA, 2003
Gintings,Abdurrahman,M.Ed, M.Si.Ph.D. Esensi praktis ; Belajar dan pembelajaran,
disiapkan untuk pendidikan profesi dan sertifikasi guru-dosen, -- cet. 2;
HUMANIORA, Bandung
Klein,dkk, ( 2008). Pengertian Menulis
pencilbooks. internet, www.mozilla. com
Muhubbin
syah, M, Ed. (1995). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa,E.(2008). Menjadi guru profesional. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Muslimin Ibrahim, Dr.M.Pd dkk. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.20
Slameto.(2005). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, PT. Rineka Cipta.
APPENDIXES
Nama Siswa Kelas X
Nomor
|
Nama Siswa
|
Urut
|
NIS
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
|
|
Abdul
Hendra
Ainun
Mardiah
Akbar.
T
Al
Wahyu Lestari
Andi
Aryani Mustapa
Arianto
Arniati
Chairil
Nurlansyah
Ermawati
Jubair
Faisal
Hariyati
Hariyati
Nurdin
Hasnawiyah
Heruddin
Herwin
Indri
Fitri Yani
Irmawati
M.
Rijal Yusuf
Mansyur
Syahrir
Mawar
Megawaty
Muh.
Sabaruddin
Narisa
Niar
Anas
Nur
Fadillah
Nur
Imsak Kadir
Nurdiana
Nurul
Sartika
Rahmawati
Rama
Ridwan
Riska
Darma Yanti
St.
Nurqalby Wahid
Sudirman
Sunarti
Susianti.
S
Wahyuliana
Yusnawati
Zul
Fadjery
Kiki
Andriani
Indar
Sari
Muhammad
Syafa’at
|